Si
Kecil Yang Mematikan
Oleh :
Miftahuzzakiyah
1113016100042
(4B)
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Dosen : Meiry Fadilah Noor
Si kecil ini berasal dari filum
Actinobacteria, famili Mycobacteriaceae, genus Mycobacterium. Genus ini
sudah terkenal sebagai patogen bagi mamalia, di antaranya adalah penyakit tuberculosis
dan leprosy [1]. Namun,
menurut sejarah taksonominya genus ini sulit untuk diuraikan dari taksonomi
yang terkait yang masih dalam filum yang sama yakni actinobacteria, terutama
untuk genus Corynebacterium, Rhodococcus, dan Nocardia[2].
Mikobakterium ini memiliki arti dari nama latin miko yaitu fungi dan lilin,
lilin yang terdapat di dinding selnya. Si kecil ini berbentuk lurus atau
sedikit melengkung, berukuran 0.3-0.6 x 1-4 mikrometer, pewarnaan terkadang
secara seragam atau tidak teratur, biasanya terlihat terikat atau seperti
manik-manik dan di kebanyakan media padat si kecil ini terlihat dalam rupa morfologi
yang kasar, raised, tebal dengan permukaan nodular yang keriput serta margin
tebal dan tidak teratur, terkadang berubah menjadi pigmen berwarna putih pekat
atau kuning ( Zoph, 1883 ) ( Lehmann, Neumann, 1896 ). Si kecil ini bernama Mycobacterium
tuberculosis, aerobic dan tidak berspora, virus penyebab penyakit
mematikan, tuberculosis ( TBC ) yang menginfeksi paru-paru manusia.
sumber : wikipedia
Mycobacterium tuberculosis
hidup dan tumbuh pada suhu optimal 37 derajat celcius, namun beberapa dapat
hidup pada suhu 30-34 derajat celcius. pH optimumnya untuk hidup adalah 6,4-7,4.
Pertumbuhan distimulasi dengan inkubasi di udara dengan penambahan CO2
5-10% dan penambahan gliserol 0.5 % di medium. Mycobacterium tuberculosis
tumbuh di kondisi obligat aerobic dan akan mati dengan cepat saat tiba-tiba berubah
ke keadaan anerobic, namun ketika mereka dapat tinggal perlahan mengikuti gradient
oksigen maka mereka dapat beradaptasi dengan oksigen yang berkurang ( Wayne dan
Linn, 1982 ). Mycobacterium tuberculosis akan mati jika dipanaskan di bawah
matahari selama sekitar 2 jam karena tidak tahan terhadap sinar ultraviolet, ia
dapat bertahan hidup di tempat gelap, sehingga ia dalam jaringan tubuh ia dapat
dormant (tidur) (Depkes, 2008).
Mycobacterium tuberculosis
menyebabkan penyakit tuberculosis pada orang dewasa. Penyakit ini adalah salah
satu penyakit menular. Cara penularannya adalah dari percikan dahak yang
dikeluarkan oleh seseorang yang positif terjangkit TBC. Penularan sangat
mungkin terjadi jika batuk atau bersin yang mengeluarkan percikan dahak dari
pasien terjadi di suatu ruangan, jika ruangan berventilasi, kemungkinan tertular
dapat berkurang, begitu juga jika percikan terpapar di bawah sinar matahari. Namun,
percikan dahak dapat bertahan jika ada dan terjadi di tempat lembab dan gelap. Menurut
Departemen Kesehatan RI riwayat terjadinya TB paru ada dua, yakni infeksi
primer dan pasca primer. Infeksi primer terjadi ketika seseorang terpapar
pertama kali dengan M. tuberculosis. Droplet ini sangat kecil sehingga
dapat menembus system pertahanan mukosilier bronkus, kemudian meneruskan perjalanan
sampai ke alveolus dan menetap di sana. Infeksi dimulai ketika M. tuberculosis
menginfeksi kelenjar limfe di sekitar hilus paru, disebut kompleks primer. Interval
antara terjadinya perubahan infeksi hingga pembentukan kompleks primer adalah
sekitar 4-6 minggu, kemudian infeksi dapat diidentifikasi dengan indicator
terjadinya perubahan reaksi tuberculin dari negative menjadi positif. Masa inkubasi,
yakni dari mulai infeksi sampai sakit adalah 6 bulan (Depkes, 2008). Gejala utama
pasien TBC adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu, biasanya batuk disertai
dengan keluarnya darah pada dahak. Selain itu, pasien juga mengalami lemas,
nafsu makan berkurang, berat badan menurun. Diagnosis penyakit TBC positif
dapat dilakukan dengan tes dahak dengan pengambilan 3 spesimen dahak selama 2
hari kunjungan berurutan.
Pengobatan pada TBC ini dapat ditempuh
dengan memberikan obat anti tuberculosis standar INH, PAS dan steptomisin
selama satu sampai dua tahun. Kemudian PAS diganti dengan Pirazinamid. Jenis obat
anti tuberculosis yang masih digunakan sampai sekarang adalah isoniazid (H),
Rifampicin (R), Pyrazinamide (Z), Streptomicin (S) yang bersifat bakterisid dan
Ethambutol (E) yang bersifat bakteriostatik. Namun, sampai saat ini TBC masih
sulit dimusnahkan, karena banyaknya pasien TBC yang tidak dapat diselamatkan,
salah satu faktor penyebabnya adalah munculnya bakteri M. tuberculosis yang
resisten terhadap obat-obat kimia.
Semoga
artikel ini bermanfaat dan memberikan beberapa informasi yang dapat menambah
pengetahuan. Aamiin :)
Referensi
:
Anonim, mycobacterium tuberculosis. digilib.unimus.ac.id. Diakses
7 Juni 2015, 15:15
WIB. 2012.
Anonim. http://www.bacterio.net/mycobacterium.html.
Diakses 7 Juni 2015, 11:00 WIB.
2015
M.Q. King, Andrew. Dkk. Virus Taxonomy. 2012. USA : Academic Press.
Michael goodfellow, john G.Magee. mycobacteria. 1998. Pp 1-71. Taxonomy
of bacteria.
N. Rastogi, E. Legrand and C. Sola. International
Journal . The
mycobacteria : an introduction to nomenclature
and pathogenesis. Rev.Sci.Tech. off. Int. Epiz,.2001. 20 (1).21-54.
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. 2007. Edisi 2. Departemen
Departemen Kesehatan
Republik Indonesi.
Zoph. Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology. Second edition.
1883. Springer Sciences & business Media.
- Ryan KJ, Ray CG (editors). 2004 .Sherris Medical Microbiology (ed. 4th ed.). New York : McGraw Hill. ISBN 0-8385-8529-9.